Skip to main content

Posts

Showing posts from February, 2019

Pasien bertahan hidup paling lama tiga tahun

Saya tidak pernah berpikir lagi bahwa pekerjaan yang menumpuk harus diselesaikan sampai pagi, toh masih ada hari esok. Daya ingat dan daya pikir sebagai modal utama saya dalam bekerja yang semula pernah drop (lantaran saya pernah jatuh saat serangan datang sehingga pelipis harus dijahit), kini mulai pulih. Dari segi penampilan, banyak teman yang iri melihat perut saya kempis. Berat badan susut 11 kg, tinggal 75 kg. Dengan berat ideal ini, saya leluasa bergerak bahkan sanggup naik turun tangga setinggi empat deret (40 anak tangga, red.) di kantor tanpa ngos-ngosan Saya pernah diberitahu oleh dokter bahwa mengetes baik-tidaknya jantung seseorang, bisa diukur bila sedang naik tangga. Jika melewati dua deret anak tangga ia tidak terengah-engah, berarti jantungnya baik. Nah, kalau saya sanggup mendaki sampai empat deret, itu merupakan berkah dari Tuhan. Pasien bertahan hidup paling lama tiga tahun Serangan jantung yang semula bisa dua kali sehari, mundur dua hari sekali, kemu

Kami pun mulai mengurangi goreng-gorengan

Hari itu juga saya memotivasi diri untuk tidak lagi makan sembarangan, tidur lewat tengah malam, serta mulai melakukan olahraga walaupun cuma berjalan kaki Mengubah kebiasaan yang sudah berlangsung bertahun-tahun awalnya terasa berat. Terutama kalau harus menghadiri undangan makan malam. Tetapi, jika melihat ganjaran yang harus saya pikul, seperti jantung di-by-pass, kok nggak enak. Saya rela melupakan makanan-makanan favorit saya sambil terus memotivasi diri agar sehat dan bisa berkumpul lagi dengan keluarga. Didukung Istri Secara kebetulan, seorang teman menyodorkan buku Food ombining: Kombinasi Makanan Serasi yang menurutnya isinya umayan baik. Awalnya, buku tersebut akan saya berikan kepada di mengingat sang penulis, lbu Andang Gunawan menceritakan esus suaminya yang juga menderita liver seperti yang dialami Widi. Kami pun mulai mengurangi goreng-gorengan letapi, setelah membaca beberapa halaman, ternyata buku tersebut 87 engolfatran Sedkit demi sedkit, kami menerapkan

Saya mencoba "merayu" dokter agar saya tidak dirawat di rumah sakit

Saya pikir penyebabnya karena terlambat makan. Serangan itu terjadi saat saya tengah berjanji bertemu dengan seorang tokoh masyarakat di sebuah hotel. Untuk mengurangi rasa sakit, saya pesan minuman hangat di café hotel. Sakit tidak berkurang, malah semakin menjadi-jadi. Karena sudah telanjur berjanji, saya berusaha tetap tenang, seolah tidak terjadiapa-apa pada diri saya. Gempa susulan' terjadi ketika saya sedang berada di dalam ruang pertemuan. Kali ini saya hampir KO, tetapi berusaha tegar sampai pertemuan usai. Bersama Widi memetik daun nimba untuk jamu. Setiba di rumah, saya benar-benar ambruk. Widi sibuk mencari dokter. "Bapak terkena seranganjantung dan harus dirawat dirumah sakit sekarang juga," jelas dokter yang memeriksa. Seperti disambar geledek, ucapan dokter membuat nyali saya ciut. Namun karena dada sakit sekali, untuk pertolongan pertama saya hanya minta diberi obat Esok paginya, saya ke RS Harapan Kita. Saya mencoba "merayu&q

Dengan tinggi 175 cm, saya semakin tampak besar.

Yoga dan meditasi juga mampu memfungsikan mental dengan baik sehingga kemampuan pikiran, pertimbangan, menganalisis, dan beradaptasi bekerja dengan baik mengatasi masalahnya sendiri. Cara untuk mengatasi masalah ini adalah dengan melakukan pendekatan bio-psikospirit-sosiobudaya. Artinya, melihat manusia seutuhnya bahwa mereka mempunyai fisik, mental, dan roh. Menyatukan ketiga unsur dapat menjaga keseimbangan dan menjaga kesehatan orang tersebut. Berhenti mengeluh kepada siapa pun. Mengeluh berarti Anda senang sakit, bekerja hanya untuk dapat membayar honor dokter, paranormal, dan pabrik obat. Kalau mampu berhenti mengeluh dalam satu minggu saja, gangguan yang dirasakan 2. Latihan yoga dan meditasi adalah untuk menemukan dan 3. Tanamkan dalam hati bahwa hanya diri sendirilah yang bisa 4. Yang dialami pasien adalah pengalaman berharga yang itu menurun 50 % . memahami diri sendiri. membebaskannya dari gangguan itu. membentuk dirinya menjadi dewasa. Dengan tinggi

la memang menderita karena gangguan fisiknya ini namun ia tidak mau menyerah

Selama itu pula kami menghindarkan kontak, termasuk kontak pandangan mata antarpeserta. Kami berlatih silencingdengan metode tersebut. Sampai kini untuk membunuh nyamuk atau serangga lain pun yang nempel di badan, saya tidak tega. Sampai kini saya juga masih bergabung dengan kelompok meditasi Subud. Banyak manfaat yang saya peroleh dari situ, terutama soal kepasrahan atas kekuasaan maha agung si alam smesta ini. Saya juga masih berlatih teknik pernapasan Himalaya Kateda, seminggu sekali Kemudian, berangsur-angsur badan saya semakin segar. 'Peninggalan' hepatitis yang dulu saya derita, yaitu badan cepat lelah kini tak terasa lagi. la memang menderita karena gangguan fisiknya ini namun ia tidak mau menyerah Padahal kegiatan sehari-hari saya sangat menyita tenaga. Saya masih aktif membantu teman-teman di LSM sebagai program manager dan juga menjadi koresponden TV Belanda di Indonesia. Saya masuk kampus lagi untuk kuliah di jurusan filsafat di Universitas Indones